For All The Gorgeous People In The World

Welcome to my stories. Here I wanna share you all about the stories that I have. It depends on the situation, and it depends on the labels. It can be my own story, it can be like an unreal story, and it may be Your story here. Just enjoy reading it-----> It's absolutely just for fun, don't take it too serious, make it simple, easy, interesting and enjoying for you. Love -@novialuciana

Sabtu, 08 Januari 2011

Pangeran Berkuda Putih dan Princess Languish

Pukul 3.45 sore hari...

Hujan, seharian mendung sekali langitnya, heyy...tak adakah secercah cahaya saja untukku ?? Sedikit cerah tidaklah buruk kawanku matahari. Hemmmm......ku hela nafas panjang sebelum aku mulai benar-benar bercerita. Huufftthh....nafas panjang kedua kembali kuhembuskan. Ruangan ini hening sekali, yang ku dengar hanyalah suara pendingin ruangan, desahan nafas mesin ketikku, dan bunyi gendang di perutku (haii perutt, maaf kau harus telat kuberi makan, aku sedang tidak nafsu makan!)

Tikk....tokk....tikk....tookkkk......jam dinding di kamar juga ikut-ikutan bunyi, detiknya jujur saja sangat menggangguku.  Beberapa jam dari sekarang akan ada yang menjalani sebuah event besar. Dia termasuk orang penting dalam hidupku. Seberapa pentingkah dia ?? Aaaahhh...sudahlah, biarkan aku, pikiranku, hatiku, dan yang Maha kuasa yang tahu. Yang pasti...dia memang penting.

Sedikit mengintip dari balik pintu kamar, sang empunya istana masih berlalu-lalang diam seribu bahasa. Nyanyian nyaring beberapa jam yang lalu masih membuat telingaku berdenging. Yaaa....sang empunya istana baru saja bernyanyi dengan sangat lantang, jenis lagunya kali ini terdengar lebih metal dan underground.  Sedangkan isi lirik lagunya kira-kira begini..."Sudahlah, kau tinggal di dalam istana saja, kau baru saja cedera, dan ingat sebentar lagi kau harus ikut perang terakhir."

Aaahhh......terlalu merdu lirik dan lagunya. Istana ini sungguh terlalu ketat. Beri aku sedikit ruang untuk bergerak, bahkan untuk membunuh nyamukpun aku mungkin tidak bisa. Aaaaahhh....terlalu ketat peraturan istana ini. Sudah ada dalam bayanganku, pangeran sedang berlaga dipacuan kuda. Ia khusus memintaku datang untuk melihatnya bertanding, pertandingan besar.  Kupikir aku akan menyanggupinya, namun ternyata, sudah kesekian kalinya aku berkata "Tidak" untuk suatu alasan bahwa aku memang "Tidak Bisa" karena tak dapat ijin sang baginda Raja.

Aku mungkin putri yang paling jahat, sudah berpuluh-puluh kali tak satupun mampu kupenuhi pintanya. Kalian tahu, ini yang membuatku sedih, sungguh sangat sedih. Kastil ini terlalu kokoh, terlalu ketat, terlalu tinggi, terlalu banyak aturan. Dan aku harus siap mengirimkan burung hantu lagi padanya, bahwa aku tak bisa melihatnnya bertanding. Sungguh menyedihkan !!!

Aku robek perkamen yang ada, ku celupkan kuas ke dalam tinta hitam, dan mulai menulis.

"Hayy pangeran berkuda putih...terima kasih atas undangan pertandingan kudanya. Untuk beratus-ratus kalinya, aku menyesal tak mampu membahagiakanmu, untuk kesekian kalinya lagi-lagi aku harus berkata tidak bisa. Maafkan aku, aku janji aku akan menggantinya lain kali. Aku tahu kau pasti bisa dn pasti menang, ada ataupun tak ada aku, kau sudah juara untukku, kau masih yang terbaik. Doaku bersamamu pangeran berkuda putih. Salam...Princess Languish"

Ku selipkan perkamen coklat itu ke jari-jemari sang burung hantu putih, ku bisikkan padanya kemana ia harus pergi, dan ku melepaskannya.

Menunggu kabar dari pangeran, tak kunjung datang, tak kunjung tiba perkamen balasan untukku. Baiklah, ini salahku. Humfffhhhh..............nafas panjang ketiga kali ini sedikit tersentak, karena tiba-tiba burung hantu putih tadi hinggap dipundakku dengan membawa perkamen kecil mungil berwarna merah jambu.

"Wahaiii Princess-ku, aku sungguh kecewa karena kau tak datang. Ini sungguh usahaku untuk yang kesekian kalinya supaya kita bisa bertemu. Tetapi tenanglah, aku tahu keadaanmu, aku sungguh mengerti walau aku kecewa. Doamu sungguh luar biasa berguna untukku. Aku akan menunggumu selalu, My dearly Princess."

Ku seka air mata yang tiba-tiba menetes, aku tak tahu sudah berapa banyak kesalahan ataupun kekecewaan yang kubuat, dan pada akhirnya, ia selalu bisa memaafkan dan mengerti. Sungguh yang Maha Kuasa, kapan cobaan yang satu ini dapat berakhir dan kulalui. Sungguh aku selalu ingin ada di sampingnya, di sisinya, ketika ia membutuhkanku.

-To be continued-