For All The Gorgeous People In The World

Welcome to my stories. Here I wanna share you all about the stories that I have. It depends on the situation, and it depends on the labels. It can be my own story, it can be like an unreal story, and it may be Your story here. Just enjoy reading it-----> It's absolutely just for fun, don't take it too serious, make it simple, easy, interesting and enjoying for you. Love -@novialuciana

Selasa, 01 Maret 2011

First day on March, and Disaster

1 Maret 2011

Aku kira bulan Maret ini akan menjadi bulan yang sangat istimewa, banyak moment yang harus dirayakan.  Tapi sayang sekali aku harus melewatkan moment penting sebelum tanggal 19 Maret 2011.  Satu tanggal istimewa untuk sahabatku, hari kelahirannya, yaahh...sudah kurancang beberapa kejutan kecil untukknya, semuanya sudah terekam sempurna di otakku dan siap untuk di jalankan.  Sungguh semua hanya bisa direncanakan manusia, hanya kuasa-Mu ya Allah yang bisa merubahnya.

Sedikit terdiam dan melamun di beranda rumah, membayangkan bahwa hari itu aku bisa membuatnya tertawa meski hanya kejutan sederhana saja.  Tak ada harapan apapun selain hanya untuk membuat sahabatku tertawa, mungkin saja aku bisa mengurangi sedikit beban yang sedang ia alami.  Entahlah...tak pernah ku bayangkan aku yang sedang berada diposisi ini, beberapa minggu yang lalu di bulan Februari, kami masih bisa tertawa bersama, menikmati teriknya matahari siang hari, menyusuri jalanan kota Yogyakarta yang sedang sangat padat-padatnya sembari melontarkan "joke-joke" remeh seperti yang biasa kami lakukan. Ahhh...tidak bisakah semua berjalan sewajarnya saja? Pikiranku benar-benar kacau, seharusnya bulan Maret ini menjadi bulan paling membahagiakan untukku.

Menerawang ke atas langit, mendung !! Selalu saja seperti ini, membuatku semakin mencekam.  Sebentar lagi hujan pasti dan benar saja suara tik...tik...tik...sudah mulai terdengar, seperti ber-orkestra saja mereka.  Kepakan sayap burung-burung terdengar riuh, seperti manusia saja, mereka tak mau basah kuyup kehujanan dan segera mencari tempat berlindung.  Dedaunan di taman depan rumah sudah kembali menghijau, warna hijau yang menenangkan mataku, indah sekali.  Ku dengar dentingan jam dinding di ruang tamu sebanyak empat kali, masih pukul empat sore ternyata.  Ku lirik telpon genggamku, tak ada yang berubah dari seminggu yang lalu, telpon genggamnya ikut membisu, ia terdiam seakan mengerti apa yang sedang dirasakan oleh si empunya.  Ia membisu, benar-benar membisu. Tak ada satupun pesan pembawa kebahagiaan lagi, tidak akan ada lagi pesan singkat darinya, sapaan hangat setiap pagi atau sebelum tidur, joke-joke renyahnya yang sungguh garing aku rasa, rengekannya ketika ia meminta saran dariku, atau mungkin suara khas penyanyi-penyanyi pria jaman sekarang, ia sudah hilang entah kemana.

Sedih...hanya ini sepertinya yang mampu menggambarkan seluruh perasaanku.  Hanya karena nila setitik, rusaklah pula susu sebelanga.  Salah paham yang sungguh kejam, dan seketika itu aku mulai membenci orang-orang yang dengan sengaja menciptakan suasana ini, tunggu...aku sama sekali tak pernah mengatakan bahwa aku mebencimu Tuhan, hanya orang-orang yang sedang berusaha mengatur hidupku saja, hanya mereka.  Mereka terlalu perhatian kepadaku dan terlalu ikut campur lebih tepatnya. Mereka bencana !!!

Aku memutuskan untuk menjauh darimu...

Kata-kata itu seakan menamparku begitu kerasnya.  Tak pernah ku bayangkan akulah tokoh utama yang ditamparnya, bukan peran pengganti atau bahkan peran pembantu.  Terkejut, terpana, dan seperti tercekik aku tak bisa bicara ketika melihat pesan singkat itu jelas-jelas tertulis dan terlihat di monitor telpon genggamku.  Ku ambil segelas air putih, sedikit melamun, dan kembali memandangi kata-kata kejam itu.  Benarkah itu dia yang mengetiknya? Benarkah itu sahabatku yang sudah enam tahun aku mengenalnya? Aku tidak percaya, ku cubit kedua pipiku, ku matikan telpon genggamku dan kembali menyalakannya. Tapi...pesan singkat itu memang nyata.  Dengan berbagai alasan yang ia kemukakan, aku berusaha tersenyum dan bangkit.  Aku bukanlah gadis yang suka memaksakan kehendak orang lain, aku menghormati semua keputusanmu, namun aku tak bisa membiarkan keadaan yang kejam ini menghantamku, jadi biarkan aku membenci orang yang mengacaukannya.

Hanya karena aku tak mau kau mencintaiku lebih dari sekedar sahabat...

Apapun anggapan buruk mereka tentangku dan dengan perasaanku, mereka hanya orang yang "sok" tahu.  Mereka tak pernah tahu tentangku, semuanya.  Bagaimana mungkin aku bisa begitu mencintai sahabatku sedangkan aku selalu mendoakannya supaya ia segera memiliki pasangan yang baik untukknya?  Bagaimana mungkin ia dan orang-orang itu merasa bahwa aku punya maksud tertentu dan mengharapkan sesuatu darinya dibalik persahabatan yang tulus?  Dan bagaimana mungkin aku begitu hebat memendam perasaan ini selama enam tahun? TIDAK !!! Itu semua hanya omong kosong, tak pernah sekecil apapun aku mengharapkannya menjadi kekasihku, TIDAK dalam kamus persahabatan kami !! Bukan begitu caranya menghargai persahabatan sayang.  Dan aku rasa, aku tak perlu bersusah payah untuk membuktikan apa yang tidak perlu dibuktikan kepada mereka.

Persahabatan kami...Putus !!

Sesuatu yang tak pernah aku kira.  Aku kira kami masih akan sangat bersahabat baik selamanya.  Aku kira kami akan melewati Maret yang luar biasa indah ini bersama-sama sembari mensyukuri enam tahun yang hebat dan saling mendukung ini.  Dan aku kira kau akan datang pada tanggal pentingku 19 Maret 2011 ini sembari berkata.."Hey you good lady, good job for your graduation, next will be your luck to find the best carrier and dreams. Atau mungkin sebelum tanggal itu aku yang akan memberikan kejutan kecil untukmu sembari menyematkan doa supaya kau panjang umur dan sukses selalu.

Aaahhh....aku menyeka air mata, sudahlah...
Tak pernah kubayangkan akan sesulit ini bersahabat dan berhubungan baik denganmu hingga akhir hayat, dan tak pernah kubayangkan betapa banyaknnya orang yang harus mencampuri apa yang sebenarnya tidak mereka ketahui.

Hujan masih saja turun, semakin lama semakin deras, ku lihat halaman depan rumah yang tergenang air cukup banyak.  Dingin sekali di luar sini.  Aku putuskan untuk masuk ke dalam rumah, dan kubiarkan semua yang terjadi ini terbawa arus air yang menggenang, terhapus oleh hujan badai ini, dan menghilang.

PS : I never ever think that the name of friendship can be broken like this, but would you please just ask your heart, if you feel better, feel free to leave it, if it is the worst for you, whenever you need me, I'll be there always.