For All The Gorgeous People In The World

Welcome to my stories. Here I wanna share you all about the stories that I have. It depends on the situation, and it depends on the labels. It can be my own story, it can be like an unreal story, and it may be Your story here. Just enjoy reading it-----> It's absolutely just for fun, don't take it too serious, make it simple, easy, interesting and enjoying for you. Love -@novialuciana

Sabtu, 14 Mei 2011

The Randoming Night in Tough

Selebihnya mungkin memang aku yang bersalah. Jalan pikiran yang serba terpenuhi oleh mimpi-mimpi belaka tanpa ada kemauan untuk menjadikannya nyata dan hanya mengharapkan suatu kejadian tiba-tiba, mari kita sebut sebagai keajaiban.

Hssshhhhhh......mendesah, nafas yang keluar tiba-tiba menjadi sangat amat berat. Pikiranku tertutup oleh semua perbuatan yang sebenarnya tak perlu ku lakukan. Aku mengabaikan kemampuan diriku untuk tetap diam disaat aku sedang bersahabat cukup dekat dengan masalah. Aku terlalu banyak bicara, yaaaa....aku hanya cukup percaya diri bahwa semua orang akan menyukai semua ceritaku, kenyataannya berbanding terbalik, mereka bosan. Dan tolong maafkan saja.

22 tahun aku hidup, mungkin banyak hal yang kulewatkan. Aku membuang kesempatan belajar di negara asing karena aku sombong bahwa aku pasti akan diterima. Aku pikir aku cukup hebat berbicara dengan bahasa orang lain, yang nyatanya lembaga resmi menunjukkan padaku bahwa bekalku hanya 430, paraahhh....payaahhhh !!!! Apa? Apa yang menarik dengan mengikuti kegiatan lain di sekolah-sekolah? Aku pikir aku akan cukup pintar dan beruntung hanya dengan bekal menjadi anak baik di sekolah, pulang tepat waktu, tidur siang yang panjang, belajar teratur setiap pukul tujuh malam, dan kembali tertidur pukul sembilan malam. Hellllll yeaaaahhhhh, sekarang aku yang merasa sia-sia. Jobless for sure...!!

Tidaaaakkk, aku tidak sekalipun menyalahkan kedua orang tuaku mereka teramat sangat baik padaku, hanya aku yang tak pernah mampu mengelola peluang yang mereka berikan, terlalu mengikuti cara orang lain (baiklah biar aku jelaskan, aku cenderung tergantung dengan teman dekatku dan aku lupa bahwa setiap orang punya cara sendiri untuk hidup, hasilnya aku menyesal menjadi orang lain dan mengabaikan diriku sendiri yang berteriak seperti sengaja dipenjara, KASIHAN), dan aku sangat pengecut sampai akhirnya menyadari  bahwa otakku KOSONG. Apa lagi yang pernah kusia-siakan? Banyak dan tak kan kuceritakan.

Well, tertinggallah aku dibarisan paling belakang, terlalu jauh untuk mengejar mereka semua yaang yaahhh...sudah sangat beruntung. APA? AKU TIDAK BERSYUKUR? Kalian salah, aku hanya menyelewengkan nikmat yang ku dapat dari Tuhan, karena aku terlalu sibuk membandingkan diri sendiri dengan ciptaan-Nya yang lain, SIAL !!! Tolong maafkan aku Tuhan.

Cukup untuk menjadi terlalu terbuka, mengikuti orang lain--ehemmm cara mereka (baca : bukan plagiat), terlalu perduli, dan terlalu sungguh sering menggunakan kata terlalu dalam setiap kata-kata kehidupan, well yeaahh abaikan tulisan ini, kalian tak akan pernah tahu.

Ada yang salah dengan diriku, satu komponen hati dan pikiranku yang sudah sangat usang dan perlu direparasi atau mungkin perlu diganti (aku harap tidak ada harga yang harus aku bayar), yaaahhh...Tuhan, ada yang salah dengan cara berpikir ini, cara hatiku menangkap sesuatu, dan cara keduanya menjadi seimbang.

Aku tak pernah menuntut setiap orang untuk baik kepadaku, karena aku terlalu "Curiga" pada mereka, katakanlah ini kesalahan luar biasa, cukup baik bila diartikan sebagai "Pemikir yang negatif", dan ini membuatku jatuh.

Aku sulit tersenyum, aku sulit bahagia secara ikhlas aku sulit menaruh setiap kata ikhlas dalam kamus kehidupanku, dan aku sulit menguasai diriku sendiri.

Apalagi yang membuatku begitu terbelit dan sulit melarikan diri? Cinta? Sejak kapan aku berani menyinggungnya? Baiklah, begini saja...

Aku tak mau memelihara traumaku akan cinta, kalian tahu? Dia adalah hal terindah yang pernah Tuhan ciptakan, tunggu...ini adalah cinta yang kumaksud, bukan lelakinya. Aku tak mau sepertinya yang menganggap cinta itu adalah suatu penyakit sehingga kau harus alergi jika mendengarnya. Baiklah aku mengaguminya karena dia begitu bersikeras memikirkan bahwa cinta adalah hal paling buruk untuknnya. Bagaimana bisa? Aku tak pernah memikirkan itu, dan JANGAN.

Cinta yang lain? Bukan, ini hanya cinta lama yang belum mampu aku lepaskan, kau tahu siapa pelakunya, cukup berada di barisan abjad terakhir. Butuh waktu lama untuk memutuskan bahwa aku benar-benar mencintainya, butuh waktu lama untuk memantapkan hatiku supaya tak goyah meski sang cemburu selalu datang tanpa alasan dan selalu membuatku mengernyitkan dahi ketika melihat hal-hal yang tidak aku suka. Maaf saya memang sangat pencemburu dan terkadang saya hanya bisa terdiam. Dan setiap detik yang berjalan yang kutanyakan hanyalah :"Kapan waktunya?"

Apalagi yang dapat dilakukan? Menangis? Terus sajalahhh...

Tuhan, ini rencanaku. Biarkan aku menjadi egois dengan diam tak mengeluarkan apapun yang ada dipikiranku, biarkan aku menjadi pribadi tertutup. Sekian dan terima kasih

with Love, Audrey!!

Selembar pernyataan pahit Audrey siap dipostingkan ke dalam blog pribadinya, ia tak pernah berpikir bahwa ia punya pikiran se-random itu. Ia tak pernah lepas berpikir apa bedanya ia dengan orang yang tak waras, yang tak normal? Seperti semua beban dunia berada tepat seimbang dikedua pundaknnya. KONYOL. Berani-beraninya dia melakukan itu, BERLEBIHAN.