For All The Gorgeous People In The World

Welcome to my stories. Here I wanna share you all about the stories that I have. It depends on the situation, and it depends on the labels. It can be my own story, it can be like an unreal story, and it may be Your story here. Just enjoy reading it-----> It's absolutely just for fun, don't take it too serious, make it simple, easy, interesting and enjoying for you. Love -@novialuciana

Kamis, 11 Agustus 2011

Aku Tahu Batasan Itu Akan Terlihat Jelas...

Sandra sedang bergelut dengan pikiran sekaligus hatinya. Sesekali ia bersembunyi di bawah bantal, dan sesekali ia melepaskan bantalnya dan berguling-guling tak tentu arah. Ruangan ini seketika seperti momok mengerikan. Seperti gua berhantu yang memaksanya untuk terus terjaga kalau-kalau ada hantu yang mau menerkamnya.

"Ahhh...Tuhan, sulit sekali rasanya untuk menidurkan pikiranku, aku sudah terlampau lelah..." sekali lagi ia memejamkan matanya yang bulat, dan kembali terbelalak. "Aku harus selesaikan ini, dengan pikiranku sendiri!!"

"Maicah, jadi ini kita?"kata Sandra.

"Yaa San, ini kita, semoga kita tetap baik-baik saja!"kata Maicah menegaskan.

"Maicah, pegangi aku, masih bisakah? Aku seperti sedang tak tentu arah."

"Kau harus mulai terbiasa berjalan tanpaku San, aku tahu kau bisa."

"Aku mohon, tepati janjimu, selalu ada bersamaku, jangan seperti lelaki lain, kau hampir mirip dengan mereka saat ini."

"Sandra, ini batasannya, aku mohon padamu, percayalah pada dirimu sendiri. Tanpa kau minta, aku masih selalu ada."

"Di mana? kau sudah mulai mengatakan kata perpisahan, aku benci kau!!"

"Aku akan selalu ada di hatimu, kau tak mungkin bisa membenciku, dan aku mohon, jangan membenciku, aku tak suka perpisahan, dan ini memang bukan perpisahan."

"Maicah, bagaimana jika aku membutuhkanmu?"

"Ingat tentang kita, kau akan kuat."

Percakapan singkat itu cukup membuat hati Sandra setengah berlubang, pikirannya hampa, ia merasa berada di ruangan kedap suara, dan mati. Sekarang, ia berjalan pincang, meski tak sepenuhnya pincang, ia terus memegangi hatinya. Sedikit tersenyum, karena ia tahu Maicah membalas menggenggam hatinya dalam diam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar